Kesan dan Pesan Fieldtrip Baduy 2018
Fieldtrip
asoy bin geboy!!
Fieldtrip
ke Baduy merupakan salah satu fieldtrip yang paling menyenangkan, karena tidak
ada guiding! Saya juga sangat menikmati fieldtrip ini karena saya dapat
merasakan bagaimana kehidupan masyarakat Sunda sebelum masa penjajahan. Yang
namanya mandi di sungailah, buang air besar di sungai, sampai tidak ada yang
namanya main handphone apalagi merasakan nikmatnya listrik. Semua hal di Baduy
adalah seperti di jaman dahulu kala yang bebas dari segala modernitas
Di
pinggir sungai juga, kami para lelaki berbatang sempat berbagi cerita mengenai
kisah kehidupan masing-masing. Pembongkaran cerita-cerita menarik terjadi
disini! Dari Bilmar yang hobi mengoleksi film-film yang dapat membuat
penontonnya senang sekali. Bahkan dosen kita Bapak Ronal yang kisah hidupnya
ternyata menarik sekali.
Masyarakat
Baduy yang sangat humble juga menciptakan pengalaman yang tidak ada duanya bagi
kami semua. Saya merasakan bagaimana kehidupan leluhur saya 100 sampai 500an
tahun yang lalu. Tentunya ternyata perjuangan mereka untuk hidup sangat berbeda
dengan bagaimana saya hidup di jaman ini.
Ayah
Karmain selaku Ayah kami semua juga sangat membuat kami jadi ingin kembali ke Baduy
untuk merasakan semua kehangatan yang terjadi di Baduy. Di masa depan, saya
tidak sabar untuk kembali mengunjugi Baduy!
Kelly
Sejujurnya saya belum pernah ke tempat
suku-suku tertentu. Namun ketika saya ke Baduy, saya jadi kagum dan speechless.
Ternyata Indonesia itu kaya sekali. Walaupun saya trekking 4-5 jam, betis udah macam betis pemain bola, tapi saya
tidak menyesal karena hal yang menanti saya setelah itu sungguh luar biasa dan
semua rasa capek saya terbayarkan. Maka dari itu kutinggalkan 1/3 perasaanku
ini di Baduy.
Rahel
Halloo...
Menurut
saya ke Baduy adalah pengalaman yang luar biasa. Kenapa?
Karena
disana kita belajar kerja sama tim saat di perjalanan yang sangat susah kita
saling membantu dan saling menyemangati, lalu di Baduy sendiri kita menjadi
lebih tau bagaimana warga Baduy sangat menghormati adat mereka, bahkan anak
kecil pun yang sangat lucu bisa mengangkat barang-barang berat dan berjalan
dengan cepat di jalan yang sangat curam tanpa alas kaki. Mereka pun saat di
ajak pergi ke bandung mereka menolak karena sudah terlalu cinta dengan Baduy.
Kita juga dapat belajar dari remaja-remaja Baduy yang sangat rajin dan ramah-ramah
walau mereka tidak punya teknologi yang canggih tapi mereka tetap bahagia
dengan apa yang ada^_^. Saya senang bisa mendapatkan pengalam dari Baduy.
Terimakasih^_^
Esther
Jadi
di Baduy itu manteb banget kita harus tracking yang medannya juga manteb
banget. jangan lupa harus bawa minum dan choki-choki atau gula merah.
Sebelum
pergi awalnya gua kecewa kenapa harus pas hari ultah gue jadinya kan gue ga
ngerayain sama keluarga gue. Tapi gue juga merasa bersyukur bisa ultah di Baduy
merasakan hal yang beda gitu deh.
Air
di Baduy pun rasanya berbeda mungkin karena dimasak dulu jadi rasanya ada kaya
gosong-gosongnya gitu. Orang Baduy itu pada kuat-kuat, mereka berjalan tanpa
alas kaki dan mereka biasa aja buat bulak balik dari Baduy dalam ke Ciboleger.
Rumah
mereka pun rumah panggung tanpa menggunakan paku sama sekali. Orang Baduy dalam
memakai tali untuk mengikat satu sama lain.
Ana
Baduy. Seru dah guys, maen di sungai, nggak ada
hp, terus jadinya ngobrol sama temen temen. tidur malem di rumah warga, sama
keluarga orang terus kebangun gelap. mantullll
Opay
Hai,
jadi ini adalah pengalaman pertama kali saya ke Baduy tapi ini bukanlah yang
terakhir. Sekaligus ini menjadi pengalaman jalan kaki terjauh saya. Tapi semua
itu terbayarkan dengan semua pengalaman yang saya dapatkan.
Fieldtrip
Baduy menurut saya adalah extraordinary fieldtrip, fieldtrip kali ini sangat
berbeda dari fieldtrip lainnya, dari mulai teknis sampai pelaksanaannya sangat
berbeda. Kali ini saya tidak perlu mengisi checklist tetapi saya harus
mengobservasi keseharian masyarakat Baduy dan mewawancarai sesuai tugas yang
sudah diberikan perkelompok. Berada di desa Cibeo, Baduy dalam, berasa seperti
saya hidup di masa 200 tahun yang lalu.
Masyarakatnya,
peraturannya, bangunannya, dan kebiasaan masyarakat Baduy sangat tradisional.
Mereka sangat menghargai adat dan kepercayaan yg menereka anut, tidak ada hal2
yang berbau teknologi, seperti lampu, elektronik, bahkan sabun yang mengandung
busa pun tidak diperbolehkan karena mereka sangat menjaga alam. Mereka percaya
jika kita menjaga alam, alam pun akan menjaga kita. Terimakasih ayah karmaen,
ayah yadi, ayah saya, dan ayah-ayah lainnya. Thing to do before you die: Visit Baduy
dalam.
Atik
Pengalaman
pertama untuk mengunjungi Baduy dalam yang harus trekking terlebih dahulu itu
sebuah tantangan karena trekkingnya itu penuh tantangan sekali, trekking di
gunung tapi panas dan tas kita itu dibawa porter oleh orang Baduy dalemnya
mereka kuat-kuat bawa tasnya sampee 5 tas aja bisa dibawa sendiri loh! Nah selama
perjalanan itu kita banyak jedanya untuk beristirahat. Kita perjalanan menuju
sampai ke Baduy dalemm itu sampainya 4 jam kurang lebih, nah di Baduy itu nanti
ada perbatasan Baduy luar dan dalem yang artinya untuk masuk ke Baduy dalem
alat elektronik berhenti sampai disitu aja, untuk trekkingnya itu tanjakannya
bener-bener tinggi sampai saya dibikinin tongkat dari kayu oleh ayah karmaen.
Sesampainya
kita di Baduy dalem kita melakukan observasi yang sudah di bagi-bagi setiap kelompoknya.
Mereka semuanya sangat ramah dan baik dan mereka itu kulitnya bagus-bagus loh
dan cantik ganteng! Lalu disana kitaa main ke sungai, nah sungai ituu adalah
kamar mandi untuk orang mandi, mereka untuk mandi dan mencuci baju di sana.
sabunnya mereka itu adalah konje dan itu wangi loh ternyata dan hebatnya lagi
mereka membawa makanan untuk makan malam kita dari Baduy luar ke dalem itu
cuman memerlukan waktu 1 jam saja.
Selanjutnya
untuk makan paginya kita bawa sendiri yaitu menyediakan pop mie. Pada pagi harinya
semuanya makan pop mie itu tetapi saya tidak memakan pop mie jadi saya bawa
roti untuk sarapan. Tapi pop mie itu sudah diseduh semua oleh Ayah Karmain. Kebetulan
saya menginapnya di rumah beliau. Lalu Ayah Karmain tau kalau saya ga makan
popmie itu, jadi ayah karmain menawarkan saya nasi dan dia bingung untuk
lauknya apa. Saya sudah bilang tidak usah, dan akhinya beliau menawarkan saya
garem. Teman-teman saya bilang enak makan pake garem tik. Jujur saya belum
pernah makan nasi pake garem aja, jadi itu pertama kalinya saya makan nasi pake
garem + sedikit kuah popmie. Mungkin saya kasih garemnya kebanyakan jadi asin
banget hehe sudah selesai itu pengalaman saya. Terima kasih :)
Shanya
Fieldtrip
Baduy itu satu-satunya fieldtrip yang warbyasahh
Jalan
kaki 14 km mandaki bukit yang cukup terjal dan menuruni bukitnya lagi. Itu pun
harus ngelewatin lebih dari 3 bukit kebayang dong gimana :))
Udah
keringetan, udah dekil, nyampe sana gaboleh mandi.
TBH,
bukan ga boleh mandi deng. tapi gaboleh mandi pake sabun, shampoo, bahkan pasta
gigi. jd ya mandi seadanya dgn air dan
semacam batang tumbuhan sbg sabun dan shampoonya. sikat gigi juga pake jari
without toothpaste ;)
Sampe
akhirnya beberapa orang dari kita memutuskan untuk ga mandi termasuk gue HEHE
cuma ngelap-ngelap badan seadanya pake tissue basah dan ganti baju.
Malemnya,
kita bener bener tidur tanpa lampu WHY?? karena disana gaboleh ada listrik,
handphone, dan segala sesuatu yang ada di zaman modern, sampe akhirnya gue dan
temen-temen gue yang lain sok ide gantungin senter sebagai lampunya.
Overall
gue cuma mau bilang, makasih buat Ayah Karmaen dan temen-temen udah ngasih
tempat buat kita untuk bermalam^^ gue kagum sama orang2 disana. mereka baik
parah!
Ini
pengalaman pertama gue hidup 2 hari 1 malam tanpa teknologi.
Bahkan
capek, panas, pegelnya selama perjalanan terobati dengan pemandangan yang ada
dan kebaikan masyarakat Baduy. terakhir gue mau bilang makasih buat temen-temen
gue MPP 2017. Terutama buat Divisi p3k Raihan, Opay, Endru dan angel yang udah
siap siaga demi nolongin kita.
I
love you guys!!
Marcel
Hmm
Baduy, Sebuah kampung eksotik yang tak jauh dari hiruk pikuk perkotaan,
macetnya ibukota. Kalo lu mau belajar trekking atau suka petualangan, harus
coba kesini, tempatnya ga jauh dari kota lalu treknya yang naik turun cukup
menguras tenaga kalo masih belajar naik gunung, jangan mau kalah sama anak anak
kecil di Baduy ya, mereka kuat bawa tas yang besarnya lebih dari mereka tapi
sambil lari lari, bisa dong dibayangin gimana. Butuh sekitar 3-4 jam kalo dari Desa
Ciboleger ke Baduy dalam, disana gua dan temen-temen dari MPP 3 ini nginep di Desa
Cibeo, baik banget masyarakatnya tuh jadi betah karena mereka sama sekali ga
manfaatin alat elektronik, malam yang gelap gulita dan sunyi membuat
kebersamaan makin terasa. Pokoknya harus coba kalo yang suka petualanganan,
nanjak turun sungai, semuanya bisa dicobain.. Jangan lupa beli madu Baduy juga
ya!! Sehat dan alami pastinya, Baduy ku
kan kembali lah intinya. Thx.
Oni
Baru
kali ini sih saya bisa rasain rasanya buang air kecil di kali barengan sama ibu
ibu Baduy yg lagi buang air besar, lagi mandiin anaknya maupun dirinya sendiri,
plus bersiin beras pakai air yang sama :)
Termantap.
Pengen
balik lagi kesana, tapi nggak mau cape. Ada yang tahu bagaimana caranya?
Bilmar
Menurut
saya perjalanan ke Baduy merupakan pengalaman yang sangat mengasikkan dan
takkan terlupakan karena di sana kami mempelajari berbagai macam hal mulai dari
saling menolong hingga cara mencintai alam, dalam perjalanan menuju ke Baduy
dalam, jujur saya merasa malu, melihat anak kecil dapat berjalan tanpa henti
dengan membawa barang bawaan kami sedangkan saya bawa badan sendiri saja sudah
merasa lelah.
Setelah
sampai di desa Cibeo (Baduy dalam) disana juga merasakan bagaimana rasanya
menjadi masyarakat Baduy dalam di mana belum tersentuh teknologi sedikit pun,
walaupun kami merasa kurang nyaman tanpa adanya kehadiran HP kami tapi dengan
tanpa adanya HP tersebut kami dapat mengeratkan hubungan kami dengan cara lebih sering berbincang satu sama
(di pinggir sungai) selain pemandangan nya yang indah di sini saya juga dapat
megetahui sisi lain dari teman saya (you know what I mean, right?) jadi menurut
saya walaupun perjalanan menuju Baduy dalam sangat melelahkan tapi semua itu
setara dengan pengalaman yang kami dapat di sana semuanya terbayar lunas.
Thanks Baduy semoga kita berjodoh untuk bertemu kebali………
Bonita
Tanggal
5 dan 6 September adalah tanggal yang bener-bener gak akan bisa dilupain sampe
nanti. Why? Fieldtrip ke Baduy itu beda banget sama fieldtrip lainnya.
Perjuangan buat sampe ke Baduy Dalam, jauh dari yang namanya elektronik
seharian, buang air dan mandi di sungai, semua itu hal yang baru dan sangat
berkesan.
Orang
di Baduy ramah-ramah dan excited terhadap pengetahuan baru (kosa kata baru),
seperti Ayah Karmaen yang baru denger kata 'otodidak'.
Mau
ucapin terima kasih buat orang-orang Baduy karena mau nyambut MPP 3 dengan
terbuka dan ramah. Terima kasih buat Ayah Karmaen yang udah kayak ayah kami
sendiri selama kami di sana. Gak lupa juga buat dedek-dedek gemes, Sadip,
Yalip, dan Pulung yang udah nemenin perjalanan kami selama di Baduy.
Never
ever forget a single thing from Baduy💙
Joti
Baduy
merupakan desa yang susah dijangkau karena jalan menuju Baduy Dalam adalah
jalan hutan, mungkin motor trail bisa kali ye.... Di Baduy kita hanya tidur 1
malam, dan menurut gue sih cukup, karena orang Baduy kek tertutup gitu... Di Baduy
kami para laki-laki ngobrol di tepi sungai, dan timbulah kosa kata baru, yaitu
Happy Meal & Big Mac. Kita melakukan penelitian dan berinteraksi dengan
Masyarakat Baduy. Disana saya juga eeq disungai, tapi ta*i nya tidak terbawa
arus. Jadi taiknya stay disana. Setelah gue selesai gue ceboq terus seger-seger
gitu pantat. Terus udah selese kita pulang pas pulang sepatu gue jebol cape sih
tapi asik .udah~~
Jon
JANGAN
LUPA, HIDUP ITU SEDERHANA
Puisi
tentang Baduy by @permainankata
Di
alam terbuka
Di
bawah langit berbintang
Kami
dan alam menyatu
Melindungi
dan Dilindungi
Di
tanah tepi Kanekes
Di
Baduy, yang adalah Rumah
Cara
kami bersyukur
Adalah
taat dengan adat kami
Di
mana kami masih hidup
Di
kampung ini, bahagia itu sederhana
Karena
kami yakin
Semakin
sederhana hidup ini
Semudah
itu segalanya menjadi indah
Di
sini saya belajar
Di
tempat paling sederhanapun
Hidup
adalah
Sebuah
pelajaran
Memberi
dan Diberi
Di
rasa, telapak kaki ini
Disatukan,
Disederhanakan
Menghirup
udara segar
Sambil
berdoa
Mengucapkan
rasa syukur
Di
memorabilia
Jangan
Lupa Bahagia
Josephine
Baduyy!!
Fieldtrip
semester 3 yang paling berkesan.
Harus
jalan sekitar 4 jam untuk sampai ke Baduy dalam dan jalan nya harus menaiki
bukit menuruni lembah dulu :")
Bisa
dibilang fieltrip yang bikin capek tapi paling berkesan.
Di
Baduy, kita ngerasain gimana kehidupan tanpa elektronik yang ternyata seru, rasain
mandi dan segala nya di sungai bagaimana, rasain malam yang bener-bener gelap
tanpa cahaya dan bisa dibilang merem dan melek tuh gelap nya sama.
Terima
kasih Baduy untuk kenangan, keringat, gula jawa, choki2, ayam, orang2 Baduy
yang tampan dan cantik wk, ayah, sadip, sampai bertemu lagi Baduy!
Angel
Saat
sekolah dulu, dari SD-SMP-SMA, saya cuman bisa sebatas belajar tentang
suku-suku unik di pedalaman Indonesia. Tidak ada bayangan, kalau saya akan
mengunjungi salah satu suku unik tersebut, tapi ternyata saat saya kuliah, saya
mengunjungi salah satu suku tersebut dan yang dikunjungi adalah sebuah suku
yang sangat tertutup dari kehidupan dunia luar, yaitu SUKU BADUY DALAM! Saya
sangat bersemangat, bahkan, saya berharap saya kena hukum adat yang mengharuskan
saya tinggal lebih lama di suku tersebut. Hahaha. Suku Baduy itu sangat unik
dan membuat setiap orang yang datang ingin datang kembali ke tempat tersebut. Baduy
dalam membuat saya lebih banyak belajar tentang kehidupan, belajar untuk selalu
bersyukur, belajar untuk selalu sederhana, dan belajar untuk selalu bahagia. oiya,
satu lagi, hidup dengan hanya mengandalkan alam, tanpa adanya toilet, shampoo,
sabun, odol, dan alat elektronik itu mudah dan menyenangkan kok :)
Cokro
Kesan: Unforgettable experience, terlepas dari
ketakutan untuk melepaskan kehidupan modern.di sini u bakal senang karena semua
yang u lakukan di sini sangat berbeda dengan di kota kita.
Pesan:
You must try this experience at least once in a lifetime
Terry
Kesan
di Baduy? Tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata
Suatu
pengalaman yang luar biasa bisa mengunjungi desa Baduy
Yang
bahkan tidak semua etnis bisa memasuki nya.
Kali
ini saya merasa bangga sekaligus terhormat menjadi orang Indonesia.
Penasaran
kan? Kuy lah Baduy:) really unforgettable experience
Andrew
Baduy,
satu kata yang memberikan sejuta pengalaman berarti dalam hidup dimana kita
tidak harus selalu tergantung dengan teknologi. Perjalanan saya dimulai pada
tangga 4 – 6 september 2017. Singkat cerita kami sudah sampai di Baduy,
kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan trekking sekitar 6 jam untuk
mencapai Baduy dalam. Banyak hal-hal yang tak dapat di gambarkan dengan photo
karena kami memany tidak di perbolehkan untuk mengambil foto. Salah satu hal
yang tidak dapat digambarkan adalah alamnya yang sangat indah dan sama sekali
belum terkontaminasi oleh dunia luar. Hal selanjutnya yang membuat saya kagum
adalah kebudayaan masyarakat Baduy dan keramah tamahan mereka terhadap tamu
karena selama ini semua orang mengira bahwa Baduy terbelakang dan terbatas
dengan hukum adat namun penilaian kita semua salah. Satu kata yang dapat
diucapkan adalah jangan berekspektasi terhadap Baduy karena semua di luar
pandangan kita. Jika kalian penasaran langsung saja mencoba mengunjungi Baduy!
Come and visit BADUY!
Wina
Kesan
dan pesan di Baduy dalam. Terlalu banyak jika hanya dituliskan dalam satu
paragraf, tapi yang pasti saya merasa sangat beruntung untuk dapat pergi ke
sana dan tinggal di sana. Untuk orang yang tertarik pada hal-hal dan
kegiatan-kegiatan mengenai suku-suku etnik saya merasa sangat senang. Sudah
dari dulu saya mendengar suku Baduy Dalam dan rasa penasaran pun muncul, karena
mendengar dari informasi yang beredar bahwa tidak semua orang boleh memasuki
kampung Baduy Dalam.
Beruntung
kampus kami mengadakan field trip untuk prodi saya ke Baduy Dalam. Setibanya
disana kami disambut dengan rumah-rumah suku Baduy luar yang didepannya
terdapat cinderamata buatan mereka yang dijual kepada pengunjung, itu belum
seberapa, perjalanan menuju Baduy Dalam memakan waktu 5 jam. Di perjalanan kami
menemukan rumah-rumah baru dan masih belum sampai ke Baduy Dalam. Suasana
disana sangat tenang, dengan pohon-pohon yang menjulang dan udara yang masih
segar. Menuju Baduy Dalam kami ditemani oleh sekelompok orang-orang Cibeo, salah
satunya Ayah Karmaen. Beliau yang mengantar kami menuju Baduy Dalam, dan
beserta orang-orang Baduy lainnya yang juga membawakan tas-tas yang kami bawa.
Setibanya
di Baduy dalam, suasana yang sudah saya bayangkan sebelumnya, rumah-rumah
panggung tanpa paku yang berdiri kokoh, jalan akses menuju rumah menggunakan
batu-batu besar dengan rumput hijau ditengah lapangan, orang-orang yang melihat
kami dari pintu rumahnya, dan suara-suara binatang khas hutan yang sangat
menenangkan. Perasaan saya sangat senang dan excited. Selama disana kami
tinggal di rumah Ayah Karmaen dan dua rumah lainnya. Jika ingin ke toilet, kami
harus pergi ke sungai, di sungai semua kegiatan mandi, mengambil air dilakukan
disana, sungguh menarik. Di sore hari, orang-orang pulang dari sawah ladang
membawa anak-anaknya dan juga dengan kayu bakar dipunggung mereka yang diikat
untuk persediaan. Sungguh hanya satu kata yang tergambarkan “sederhana”.
Menjelang malam seisi kampung gelap gulita, hanya ada penerangan dari “damar”
alat penerangan yang sumber energi nya dari minyak sayur. Di dalam rumah kami
berbincang dengan orang rumah, disana ada ayah, ambu dan anak-anak kecil yang
lucu, karena saya berasal dari Sunda, saya mengerti apa yang mereka katakan,
dan sesekali saya berbicara menggunakan bahasa sunda. Mereka sangat ramah dan
menyambut kami dengan baik.
Saya
sangat senang bisa tinggal di sana walau satu malam saja, pengalaman yang saya
dapat tidak dapat digambarkan, selain mendapat pengalaman kami juga mendapat
keluarga baru dan pelajaran baru. Bahwa kebahagiaan itu tidak harus selalu
mewah, tapi dengan kesederhanaan orang Baduy saya belajar bahwa hidup tidak
harus mewah, dengan kesederhanaan dan kebersamaan itu sudah membuat hidup
menjadi bahagia dan mensyukuri apa yang kita punya.
Sedih rasanya meninggalkan Baduy Dalam, jika
jarak nya tidak sejauh itu saya ingin kembali lagi kesana.
Regina
Baduy
merupakan desa wisata yang sangat menarik, mereka masih mempertahankan
kebudayaannya di era atau jaman modern sekarang, buat temen-temen yang mau
dateng ke sana harus mempersiapkan metal yang kuat karena untuk menuju ke baduy
dalem itu sekitar 12-15 km dengan kondisi jalan setapak dan terdapat turunan
serta tanjakan, di baduy ini banyak sekali kain tenun, kain ini di buat oleh
para wanita masyarakat baduy, dan uniknya di baduy ini banyak banget
cewe/wanita cantik, walaupun mereka masih tetap menjaga kebudayaan dengan tidak
memakai sabun mandi mereka tetap cantik dan rupawan, bahkan pada saat saya
berkunjung kesana saya tidak merasakan bau natural. Di wilayah baduy ini
sendiri cukup dingin tapi agak panas. pesan saya untuk teman-teman yang ingin
mengunjungi desa wisata baduy harus tetap menjaga dan menghargai kebudayaan
mereka, seperti contohnya tidak menggunakan sabun atau peralatan yang di larang
oleh masyarakat baduy, serta tempat yang menurut orang baduy tidak boleh di
masuki oleh wisatawan, wisatawan pasti akan penasaran dengan tempat itu tapi
tetap kita harus menghargai budaya mereka. Sekian dan terimakasih kawan pesan
dan kesan dari saya.
Rheyna
Waagelasehh,
fieldtrip baduy experience nya gila gilaann! Fieldtrip baduy adalah fieldtrip
ter-enak sekaligus melelahkan selama 3 semester ini. Kalian yang gak kebagian
fieldtrip baduy, duh so sad. Pindah MPP aja deh say mendingan! Hahahahaha 🤔👌🏻✌🏻
termantab.
ReplyDelete